Obral!

Wajibnya Taat pada Pemerintah, Cahaya Tauhid Press

Rp12,000

Silahkan klik untuk info lebih cepat

Deskripsi

Dunia Islam dirunsung duka , keramahan dan santunya syariat tercoreng ulah sekelompok manusia. Mereka mewarisi nenek moyang jahiliyyah, penerus khawarij pertama. Menghujat dan menguambar aib penguasa. Mereka lupa, sekan terlepas dari dosa. Memecah persatuan, menyebar fitnah, menyususn rencana dan … pilih! Mundur, memisahkan diri, atau mengangkat senjata.  Apa yang mereka dapatkan? Pertumpahan darah, runtuhnya kehormatan, bebasnya kemaksiatan, tercekik harga bahan pangan dan hilangnya rasa aman. Duhai … betapa banyak orang menginginkan kebaikan. Dia cari dengan cara keliru. Ternyata kesengsaraan yang dia alami.  Penguasa adalah manusia biasa, takkan terlepas dari khilaf dan alpa. Sementara demikian berat amanah yang mereka embank, mengurus kemaslahatan umat, memberikan rasa aman, mengentas anak negeri. Suatu beban yang belum tentu "si pencela" itu mampu memikulnya.  Kewajiban rakyat adalah menasehati mereka dengan baik tatkala tersalah, mendoakan kebaikan untuk mereka, tidak melepas tangan ketaatan pada perkara yang ma'ruf dan tidak memisahkan diri darinya. Ibarat satu jasad, rakyat dan pemerintah mesti bersatu. Rasakan manis dan pahitnya perjalanan bersama.  Kaum muslimin tercinta, buku ini menuntun kita tuk mengetahui bagaimana selayaknya seorang mukmin bermuamalah dengan pemimpinnya. Dan mesti kita camkan, bahwa memberontak, menghujat, mencela, mengumbar aib, berdemo, aksi terror, memisahkan diri, gerakan rahasia, atau saja namanya … bukankah ajaran Islam dan Islam berlepas diri dari pelakunya?Judul: Wajibnya Taat pada Pemerintah
Judul Asli: al-Amru bi Luzum jamaah al-Muslimin wa Imamihim wa at-Tahdzir min Mufaraqatihim
Penulis: Syaikh Abdussalam bin Abdul Karim Barjas
Penerbit: Cahaya Tauhid Press (GEMA ILMU.com)
Fisik: Buku sedang, 14 x 20,5 cm, doff, soft cover, shrink
Tebal: 140 hal

Sinopsis Buku Wajibnya Taat pada Pemerintah, Cahaya Tauhid Press

Dunia Islam dirunsung duka , keramahan dan santunya syariat tercoreng ulah sekelompok manusia. Mereka mewarisi nenek moyang jahiliyyah, penerus khawarij pertama. Menghujat dan menguambar aib penguasa. Mereka lupa, sekan terlepas dari dosa. Memecah persatuan, menyebar fitnah, menyususn rencana dan … pilih! Mundur, memisahkan diri, atau mengangkat senjata.

Apa yang mereka dapatkan? Pertumpahan darah, runtuhnya kehormatan, bebasnya kemaksiatan, tercekik harga bahan pangan dan hilangnya rasa aman. Duhai … betapa banyak orang menginginkan kebaikan. Dia cari dengan cara keliru. Ternyata kesengsaraan yang dia alami.

Penguasa adalah manusia biasa, takkan terlepas dari khilaf dan alpa. Sementara demikian berat amanah yang mereka embank, mengurus kemaslahatan umat, memberikan rasa aman, mengentas anak negeri. Suatu beban yang belum tentu “si pencela” itu mampu memikulnya.

Kewajiban rakyat adalah menasehati mereka dengan baik tatkala tersalah, mendoakan kebaikan untuk mereka, tidak melepas tangan ketaatan pada perkara yang ma’ruf dan tidak memisahkan diri darinya. Ibarat satu jasad, rakyat dan pemerintah mesti bersatu. Rasakan manis dan pahitnya perjalanan bersama.

Kaum muslimin tercinta, buku ini menuntun kita tuk mengetahui bagaimana selayaknya seorang mukmin bermuamalah dengan pemimpinnya. Dan mesti kita camkan, bahwa memberontak, menghujat, mencela, mengumbar aib, berdemo, aksi terror, memisahkan diri, gerakan rahasia, atau saja namanya … bukankah ajaran Islam dan Islam berlepas diri dari pelakunya?

Informasi Tambahan

Berat 0.14 gram