Ritual Doa dalam Pandangan Al-Qur-an dan As-Sunnah

Adalah mustahil seorang insan merasa cukup, hidup tanpa doa.
Alangkah butuhnya seorang pemimpin akan doa, agar Allah menolongnya berbuat adil terhadap rakyatnya kemudian mengokohkan kewibawaannya.
Alangkah butuhnya seorang dai akan doa, agar Allah memberikan taufik padanya tetap istiqamah di atas ilmu, kebenaran dan kesabaran serta ummat menerima dakwahnya.
Alangkah butuhnya si sakit akan doa, agar Allah memberikan kesembuhan, menghilangkan penderitaan dan mengkaruniakan kesehatan padanya.
Alangkah butuhnya si ibu dan pendidik akan doa, agar Allah senatiasa menjadikan putra-putrinya dan anak didiknya sebagai anak-anak yang shaleh serta sukses di dunia dan akhiratnya.
Alangkah butuhnya seorang hamba akan doa, agar Allah senantiasa memberikannya taufik padanya untuk beramal shaleh, berucap yang baik dan benar, mengampuni kesalahan-kesalahannya serta menyelamatkannya dari fitnah hidup dan sesudah matinya.
Alangkah butuhnya kita semua akan doa, agar Allah mencurahkan rahmat, kasih sayang, ampunan, rizki kelemah-lembutan dan kebaikan-Nya pada kita.
Demikian mendesaknya kebutuhan ini sehingga setiap insan tak akan mampu dan tak akan tenang hidup tanpa belas kasih dan permohonan segala kebaikan terhadap Rabbnya. Setelah melalui upaya dan taqwa, kita bertawakkal pada-Nya mengharapkan terkabulnya doa-doa kita. Akan selalu kita ingat janji Allah:
“Dan Rabb kalian berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian.” (QS. Al Mukmin: 60)