Majalah Asy-Syariah Edisi 107 Vol.IX 1436H-2015 dan Sakinah

Rp13,000

Silahkan klik untuk info lebih cepat

Stok habis

Deskripsi

Majalah Asy-Syariah Edisi 107 Vol.IX 1436H-2015 dan SakinahJudul: Majalah Asy-Syariah Edisi 107 Vol.IX 1436H-2015 dan Sakinah
Tema : Tahdzir Syariat yang Dicibir
Penerbit: Oase Media
Tebal: 112 halaman
Fisik: 16 cm x 24 cm, uv, soft cover, 8 halaman color
Harga: Rp 13.000

Sinopsis Majalah Majalah Asy-Syariah Edisi 107 Vol.IX 1436H-2015 dan Sakinah

TAHDZIR, SYARIAT YANG DICIBIR

Islam menyuguhkan keseimbangan. Agama ini mengajarkan kebaikan sekaligus Memperingatkan dari keburukan. Islam mengajak kepada tauhid, juga menyeru untuk meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Islam mendekatkan umatnya ke jalan yang lurus, di sisi lain juga menjauhkan umatnya dari jalan kesesatan.

Jauh-jauh hari Rasulullah telah memperingatkan akan adanya “dai-dai” yang berada di jalan-jalan yang menyimpang, yang senantiasa menyeru umat untuk menjauh dari jalan yang lurus. Banyaknya kesesatan yang dipasarkan sekaligus dai penyesatnya, jelas membutuhkan penyeimbang.

Islam pun mensyariatkan tahdzir, yakni memperingatkan umat dari kesesatan secara umum atau memperingatkan umat dari “dai” tertentu secara khusus. Umat yang mayoritasnya dalam kondisi awam, jelas butuh pencerahan. Betapa banyak umat yang menganggap kesesatan sebagai sebuah kebenaran, dan sebaliknya menganggap kebenaran sebagai sebuah kesesatan. Demikian juga, betapa banyak dai al-haq yang dicaci habis-habisan sementara dai-dai penyesat justru dipuja-puja dan dielu-elukan.

Bayangkan jika tidak ada tahzir. Dalam keadaan dai yang menyimpang lebih banyak daripada dai yang mengajak kepada jalan yang lurus; manusia juga lebih banyak yang menyemai kebatilan daripada yang berada di jalur al-haq, dan dalam keadaan manusia lebih banyak yang menyukai kesesatan dari pada yang mencari kebenaran.

Buat apa merasa tabu, karena tahdzir bukanlah barang baru. Tahdhir telah diamalkan Rasulullah dan para sahabatnya. Di zaman dahulu saat kesesatan belum gegap gempita seperti sekarang, tahdhir sudah dilakukan oleh para sahabat. Apa jadinya jika kesesatan sudah semeriah ini, dilakukan dengan peranti teknologi, tahdzir justru dicibir?

Apa jadinya jika kesesatan kesesatan justru terus mendominasi dan dai-dai penyesat dibiarkan mengumbar kesesatannya di mana-mana tanpa counter?

Bayamgkan jika kesesatan yang awalnya kecil kemudian terus membesar, bahkan mengakar, lantas mewujud menjadi kebenaran yang diamini banyak orang!

Nahdzubillah, jika kita masih sibuk mencibir tahdzir, lantas berkata nyinyir tentang tahdzir. Hanya demi membela mati-matian ustadz atau syaikhnya, dengan tutup mata atas kesalahan fatal ustadz atau syaikhnya, ada orang-orang yang menjatuhkan kehormatan ulama yang men-tahdzir ustadz atau syaikhnya.

Janganlah kita disibukkan dengan tahdzir,”Tahdzir memecah belah umat”, adalah di antara ungkapan-ungkapan halus untuk mengebiri atau mengerdilkan syariat tahdzir. Padahal tahdzir sejatinya adalah senjata perlindungan diri, yang terus kita sandang kapan dan di mana pun, dan hanya digunakan saat diperlukan. Amat naif jika ada yang mengatakan bahwa Ahlus Sunnah yang dibahas sedikit-sedikit adalah tahdzir.

Memang, menyuarakan kebenaran atau berdakwah tidak ada yang tanpa risiko. Kebenaran seakan-akan terlihat dengan wajah buruknya-menurut anggapan mereka yang tidak setuju tentunya. Mereka seolah tak pernah menyadari kemaslahatan tahdzir bagi umat dan kemurnian Islam.

Maka dari itu, mari kita berkaca, jangan sampai kita menyembunyikan fanatisme buta untuk menolak tahdzir. Nahdzulnillah.

Diantara isi dari Majalah Asy-Syariah Edisi 107 Vol.IX 1436H-2015 dan Sakinah

– Haruskah Menasihati Sebelum Mentahdzir?
– Antara Tahdzir dan Rahmat
– Menjauhi Majelis Syubhat
– Al-Bara’, Konsekuensi Alidah & Tauhid
– Manfaat Tahdzir
– Tata Cara Shalat Gerhana
– Wanita yang Tidak Mencium Bau Surga
– Tanya Jawab Seputar Khitan

 

Informasi Tambahan

Berat 0.15 gram